Kolaborasi Bappedalitbang Dalam Meningkatkan Kesempatan Kerja dan Menurunkan Tingkat Pengangguran

Menurut data Badan Pusat Statistik Kotawaringin Barat tahun 2023 bahwa dari 279.740 jiwa penduduk Kobar, terdapat 160.154 jiwa angkatan kerja dan 6.244 jiwa diantaranya adalah pengangguran penyumbang 4,45 % angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kobar. Menyiasati hal tersebut, Bappedalitbang menggelar Rapat Kolaborasi Meningkatkan Kesempatan Kerja dipimpin Kepala Bappedalitbang Juni Gultom, dan dihadiri oleh Sekretaris Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertran) Kobar, perwakilan Universitas Anta Kusuma (UNTAMA), perwakilan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Borneo Cendekia Medika, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nur Ahadiyah (STITNA), dan Direktur LPP ENTER Pangkalan Bun. Keempat lembaga pendidikan ini merupakan bagian dari Pendidikan Tinggi dan pusat pelatihan tenaga kerja terampil di Kobar yang menjadi cerminan produk angkatan kerja di Kobar. Disampaikan Juni Gultom bahwa dalam menurunkan TPT, pemerintah mempunyai tugas untuk menyiapkan lapangan kerja, sedangkan lembaga pendidikan bertugas untuk menyiapkan tenaga kerja yang kompeten. Sehingga dilakukan inovasi kolaborasi peningkatan kesempatan kerja melalui Sekretariat Bersama (SEKBER) sebagai wadah diskusi untuk tujuan tersebut, yang kedepan juga akan berfungsi sebagai pusat informasi dan data, baik itu terkait ketersediaan tenaga kerja, lowongan kerja, pelatihan kerja, maupun penempatan kerja. Beliau juga mengharapkan ke depan Kobar tidak hanya menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul di faktor produksi sebagai pekerja, namun juga harus lebih unggul di SDM pengusaha yang dapat menciptakan usaha dan lapangan kerja baru sehingga perlu diciptakan inovasi-inovasi pendidikan dan keterampilan untuk tujuan tersebut. Dari rapat ini juga mulai ditemu kenali permasalahan dan potensi ketenagakerjaan yang ada di Kobar dari hulu ke hilirnya. Dijelaskan Suryati, Sekretaris pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertran) Kobar, permasalahan yang dihadapi saat ini adalah rendahnya kualitas lembaga penempatan tenaga kerja swasta, rendahnya pengelolaan informasi pasar kerja, lowongan kerja yang belum sesuai kualifikasi pencari kerja, rendahnya kapasitas tenaga kerja, rendahnya kualitas pelatihan, rendahnya produktivitas tenaga kerja, kurang patuhnya perusahaan/pekerja terhadap peraturan ketenagakerjaan, dan minimnya anggaran pendidikan/pelatihan. Khoirul Anwar selaku Ketua STITNA menjelaskan bahwa saat ini Kobar sangat memerlukan tenaga pendidik untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Sekolah Dasar (SD), melihat peluang ini maka mereka membuka kedua program studi tersebut dan lulusannya siap untuk mengajar di PAUD atau SD yang ada di Kobar. Senada dengan hal tersebut Sofiyah perwakilan UNTAMA menjelaskan program studi yang ada di lembaganya juga telah siap pakai dengan dilaksanakannya program magang satu semester bagi mahasiswanya. Perusahaan tempat mahasiswa magang diharapkan tidak hanya menerima mahasiswa magang yang notebene merupakan tenaga kerja gratis namun juga dapat menerima mahasiswa lulusan yang potensial untuk bekerja. Perwakilan STIKES Borneo Cendekia Medika, A Yamani Risa Putra mengatakan bahwa dalam mencetak tenaga kesehatan D3 Kebidanan, D3 Analis Kesehatan, S1 Keperawatan dan S1 Farmasi, lulusan mereka mengalami hambatan dalam pembuatan STR dan pengambilan profesi untuk lulusannya dapat terjun langsung ke dunia kerja, sehingga mengharapkan pemerintah Kobar dapat menjembatani kerjasama agar kegiatan tersebut dapat dilakukan secara online untuk mahasiswa mereka. Saat ini STIKES Borneo Cendekia Medika telah menjalin kerjasama dengan LPP Enter untuk penempatan tenaga kesehatan ke Jepang dan dibenarkan oleh Sigit selaku Direktur LPP Enter bahwa kebutuhan Jepang untuk tenaga keperawatan di tempat pelayanan kesehatan, panti jompo, maupun perawat pribadi saat ini sebanyak 500 orang. Sigit mengharapkan untuk perlindungan, kemudahan administrasi dan pemberangkatan Pekerja Migran Indonesia (PMI, sebutan pengganti untuk TKI) asal Kobar ini, agar pemerintah Kabupaten Kobar dapat menjalin kerjasama dengan salah satu provinsi di Jepang, dan membantu sounding ke Kementerian maupun KBRI. LPP Enter yang telah berhasil dibidangnya dalam mencetak tenaga sopir, tenaga kebersihan dan tenaga keamanan, juga telah membuka penyaluran tenaga kerja outsourcing bagi lulusannya maupun bagi yang mendaftar langsung untuk ditempatkan di perusahaan, kantor, dan lain-lain yang memerlukan tenaga kerja dengan kualifikasi tersebut. (27/02/25. MT)