BAPPEDALITBANG Dukung “Future Trip” Pariwisata Kabupaten Kotawaringin Barat

Untuk memajukan industri pariwisata Kobar sebagai salah satu sektor yang meningkatkan perekonomian masyarakat lokal, mendatangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), hingga meningkatkan daya saing daerah, Bappedalitbang gelar rapat koordinasi bersama Asosiasi Pariwisata, Pelaku Usaha Wisata, dan SKPD terkait, dipimpin Juni Gultom, pada Jum’at tanggal 6 Desember 2024. Kegiatan ini dimaksudkan untuk merencanakan, meneliti, mengkaji dan mengembangkan dukungan terhadap pariwisata Kobar agar lebih mendunia dan menimbulkan pengalaman berwisata yang mengesankan bagi pengunjung, yang pada akhirnya memberikan dampak positif bagi industri wisata Kobar. Seperti dipaparkan oleh Ahmad Yani Ketua ASTINDO Kobar bahwa kehadiran TNTP telah memberikan kesempatan pada masyarakat lokal untuk berdaya dalam pariwisata daerah. 98% pelaku wisata di Kumai merupakan penduduk lokal. Terdapat lebih dari 100 pemandu wisata, 111 kelotok wisata yang beroperasi dengan ABK dan juru masak. Dikatakan pula bahwa menginap di kelotok menawarkan banyak pengalaman bagi wisatawan dengan highlight rumah berjalan menyusuri sungai. Ini yang tidak bisa ditandingi oleh hotel. Sehingga hotel perlu berinovasi menawarkan hal yang diluar kebiasaan. Misalnya dapat dengan menyediakan sepeda gratis untuk wisatawan berkeliling menikmati suasana sambil interaksi dengan masyarakat lokal, dan menyiapkan akomodasi serta atraksi lainnya. Tidak jauh berbeda Herman Herry R dari ASITA Kobar menyatakan bahwa TNTP telah lama menjadi pemicu pengembangan wisata alam, satwa, aktivitas susur sungai di Kalimantan Tengah yang tidak ada tandingannya di daaerah lain. Sehingga untuk pengembangan wisata Kobar juga dapat bekerjasama dengan kabupaten sekitar, seperti Lamandau yang sejak tahun 2011 juga mengembangkan wisata ecotourism. Sebagai organisasi yang aktif menghimpun para agen dan biro perjalanan yang menjual paket wisata Kobar, sangat mengharapkan adanya pusat oleh-oleh souvenir, akomodasi yang memadai, destinasi yang menjanjikan, tourism centre, sehingga akan lebih banyak hal yang bisa ditawarkan disamping TNTP yang membuat turis dapat lebih lama tinggal di Kobar. Senada dengan itu, Denny Purnama salah satu pengusaha tempat wisata Kobar, mengatakan pemerintah daerah perlu memberikan perhatian lebih dan bantuan kepada pelaku usaha wisata agar dapat mengembangkan atraksi, aksesibilitas, fasilitas dan layanannya. Selain menginap di kelotok, para turis asing juga senang menginap di camping ground yang dirangkai dengan kegiatan pengamatan satwa malam, berburu, melintasi hutan dengan kendaraan maupun berjalan kaki, dan kegiatan di alam lokal. Untuk wisata pantai, selain BUGAM RAYA dan Tanjung Keluang, yang perlu mendapatkan perhatian untuk pengembangan pantainya juga adalah Sungai Cabang yang memiliki pasir putih dan air laut yang jernih sepanjang pantainya dengan pemandangan sunrise yang cantik. Beberapa hal lain yang dapat ditangkap dari kegiatan ini adalah Kobar melalui Dinas Pariwisata akan menetapkan aksi Quick Win untuk pariwisata Kobar sebagai review Perda Nomor 9 Tahun 2019 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2019 – 2025. Diantaranya adalah dengan mengajukan pembatasan kuota bagi pengunjung TNTP sehingga wisatawan dapat mengunjungi destinasi wisata yang ada selama masa tunggu kuota (kerjasama dengan TNTP), pendampingan Desa Wisata Sekonyer sebagai pemecah konsentrasi kunjungan ke TNTP, memanfaatkan WFC Kumai sebagai titik turun wisatawan dari kelotok (kerjasama DISPERINDAGKOP UKM), mengadakan dermaga tambat untuk kelotok drop off ke kapal kecil diseberang TNTP dan dermaga tambat antrian kelotok di dekat Dermaga AIRUT (kerjasama Dinas Perhubungan), penggantian bahan bakar kelotok ke energi terbarukan (solarcell, biodiesel, dan lainnya) Perda PAD untuk penginapan dan resto diatas kelotok (bersama BAPENDA dan Bagian Hukum Sekretariat Daerah), expose dan promosi maksimal destinasi wisata (kerjasama Dinas KOMINFO Statistik Persandian), Pedistrian Street serta pengembangan seni budaya (kerjasama Kelurahan Kumai Hulu dan Kelurahan Kumai Hilir). Melalui Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah akan berupaya mengaktifkan kembali pasar TNTP, pengaturan pasar tradisonal yang ada di Kumai sehingga dapat menjadi pilihan destinasi wisata, pembinaan UMKM agar souvenir yang ditawarkan dalam bentuk mini, dan terstandarisasi kekhasan rasa maupun bentuk. Melalui Kelurahan Kumai Hulu dan Kelurahan Kumai Hilir, menyiapkan destinasi wisata yang dapat menjadi tempat singgah wisatawan sebelum dan sesudah menaiki kelotok, meningkatkan pemberdayaan dan ketrampilan masyarakat dalam menampilkan seni budaya lokal maupun untuk berinteraksi dengan wisatawan. (06/12/24, MT).